Oleh Ahmad Rizal Aldy

Hari pertama tiba di RLI dan bertemu dengan banyak teman, saya merasa senang. Akan tetapi, saya masih malu, entah pada kawan ataupun dengan fasilitatornya. Hari kedua, saya masih malu-malu kuncing. Sebabnya karena belum akrab dengan mereka. Namun, seiring berjalannya waktu entah kenapa rasa malu pun mulai hilang. Di saat kakak fasilitator mengajak bermain permainan yang mengutamakan kekompakan, disitulah rasa percaya diri pun mulai muncul. Saya pun tidak ragu atau malu lagi untuk menunjukkan bakat dan kemampuan saya.

Berlalunya hari kedua menjadi hari ketiga, rasa malu saya pun kian menghilang dan kepercayaan diri saya pun semakin timbul. Saya kian bersemangat untuk mengeluarkan atau menyalurkan bakat sewaktu  kelompok kami membuat tugas film. Itu menjadi  kesempatan bagi saya untuk untuk menunjukkan  impian yang selama ini terpendam karena keadaan yang tidak mendukung. Dari tugas itulah saya mengerti arti kerjasama, kekompakan, dan kebersamaan dalam satu tim. Saya jadi merasa memiliki penyemangat untuk melakukan hal-hal yang saya kerjakan.

Sewaktu kakak-kakak fasilitator mengajak pergi ke bukit dan membuat film pendek di sana, saya merasa senang. Itu pengalaman pertama bagi saya, dan meskipun akting saya tidak terlalu bagus saya senang bisa ikut bermain di sana. Tidak hanya itu saja, saya juga merasa bahagia karena bisa membuat film dengan seorang pembuat film lokal yang handal.  

Seiring waktu berjalan kami pun diajak berkunjung ke Osing Deles. Di sana saya mendapatkan banyak ilmu, entah ilmu tentang bisnis atau pun yang lainnya. Misalnya belajar tentang batik, oleh-oleh khas Banyuwangi, serta yang lain-lain.

Tidak hanya di Osing Deles saja, saya pun berkesempatan berkunjung ke Bangsring underwater. Di sana saya juga mendapatkan ilmu tentang bagaimana cara melestarikan terumbu karang juga merawat ikan dengan benar. Dari situlah saya mengerti betapa pentingnya kelestarian alam untuk mahkluk hidup. Tidak hanya itu  saja, di sana saya juga mendapat pengetahuan asal muasal nelayan di Bangsring berjuang melestarkan kembali terumbu karang yang sudah mati. Terumbu karang ini perlu dilestarikan agar bisa menjadi rumah bagi ikan-ikan.

Pelajaran yang saya dapat dari Bangsring Underwater adalah janganlah merusak ekosistem yang ada di laut. Jika kita menangkap ikan gunakanlah alat yang baik, yang tidak merusak ekosistem. Contohnya bom dan potasium. Begitulah cerita pengalaman saya selama mengikuti PPA 2019.

#

Comments are closed