literasi, kesehatan, keyakinan

Sering kali kita mendengar kalimat seperti ini,ketika musim penghujan turun.

Kamu sakit yaa? | Iya, cuacanya lagi ga enak.

Padahal, cuaca tak pernah salah. Cuaca selalu datang tepat pada waktunya. Bahkan kalau telat datang, kita sering bingung.

Waktunya hujan kok malah panas yaa. Gegara banyak orang punya hajat ini!

Setelah menyalahkan cuaca, sekarang menyalahkan orang punya hajat. Kita sering sekali menyalahkan faktor eksternal terlebih dahulu daripada faktor internal. Padahal penyebab sakit paling berpengaruh adalah faktor internal. Kita sakit bukan karena cuacanya yang lagi ga enak, atau karena musimnya lagi musim penghujan, bukan. Tetapi karena tubuh kita sedang lemah imunitasnya sehingga tidak bisa beradaptasi terhadap perubahan cuaca. Buktinya, banyak juga yang tidak sakit ketika musim penghujan datang. Jadi mulai sekarang rubah pola pikir bahwa sakit itu karena faktor eksternal. Introspeksi diri dulu.

Faktor internal juga berpengaruh dalam proses kesembuhan

Sebuah penyakit itu tergantung bagaimana kita menyikapinya. Jika kita lawan dari tubuh kita dengan keyakinan penuh bahwa tuhan maha menyembukan akan menyembuhkan kita, dan penyakit akan hilang bila kita usir itu semua akan terjadi. Teringat kisah Emha Ainun Najib (Cak Nun), pada saat itu beliau akan menghadiri maiyah di suatu tempat tetapi kondisinya lagi pusing berat. Apa yang dilakukan Cak Nun? Meminum Obat? Tidak, Beliau berdialog pada kepala, meminta pada penyakitnya untuk pergi. Hasilnya? Sembuh seketika. Jika kita meratapi sebuah penyakit, penyakit tersebut akan senang dan tumbuh subur di tubuh kita karena kita mengijinkan penyakit untuk tinggal lebih lama. Jadi sikap yang harus diambil ketika sakit adalah menyadari terlebih dahulu kalau kita sakit, berusaha untuk melawan penyakit itu dengan pikiran kita. Saya pernah membaca bahwa pikiran berpengaruh 80% dalam penyembuhan penyakit. Artinya, Pikiran juga memperburuk keadaan kita. Berapa banyak orang yang sehat, tapi karena pikirannya kurang sehat ( memikirkan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi tapi dipikirkan secara serius dan seolah olah itu menjadi nyata –kata anak zaman now, baper-) akhirnya mempengaruhi pada kondisi fisiknya? Tersiksa pikiran.

Katakan bahwa

Okey saya sakit, sakit ini bukan karena orang lain atau kondisi lain, tapi mungkin ada yang salah dari pola hidup, saya akan sehat, saya akan sembuh, semua karena tuhan, terima kasih

Menerima keadaan, tetap berjuang ( ikhtiar), dan mensugesti tubuh bahwa kita sembuh. Ting. Itu adalah mantra mujarab tanpa harus kedukun minta mantra dan macam macam. Teringat kisah cancer survivor (pejuang kanker), kanker darah atau leukimia yang sekarang sudah terbebas dari kanker. Namanya James Kearsley bisa di cek di social medianya. Manusia inspiratif yang berjuang melawan kanker darah selama 3 tahun. Dengan keyakinan penuh, dia melawan dengan menerapkan hidup sehat, tidak hanya itu dia sempat di vonis kembali kanker setelah satu tahun melakukan olahraga rutin, mengalami bone marrow transplant (transpalansi sum sum tulang) akhirnya sekarang terbebas dari cancer. Berikut salah satu video James Kearsley :

 

Inspiratif sekali 2 kali berjuang melawan kanker, dan akhirnya divonis bebas kanker. Keyakinan dan kemauannya sangat kuat untuk melawan kanker. Semoga ada hikmah dibalik kita sakit. Bukan meratapi penyakit dan mensugesti penyakit kita takkan sembuh tapi justru sebaliknya mensugesti diri, menanamkan keyakinan bahwa “All is Well”, “Tuhan Bersama Kita”, ” selalu ada jalan keluar”. Stop menyiksa diri dengan fikiran negatif, perbanyak silaturahmi dan sedekah. selain untuk melupakan nyerinya sebuah penyakit ini bisa membuat kita jauh lebih semangat. Keep Healthy!

* yang mau kepoin abang james kearsley bisa ke instagramnya @jameskearsley 

 

#

Comments are closed