Bunga di Halaman
Rumah yang pintunya terbuka, harum bunga-bunga bermekaran di halaman, dan suara yang menggumam rindu, adalah kediamanku, maukah engkau pulang dan tinggal?
Tetapi kita hidup di dalam masa, jika ingin memahatnya, tak mungkin aku hanya menjadi batu dan menunggu waktu.
Baiklah kekasihku, hitunglah mundur jika merasa perlu. Aku memang berada di aksara yang gampang di ucapkan, di bisikkan, dan di tiupkan.
Karena aku adalah bilangan ganjil yang tak utuh. Maka aku ingin engkau tiba, agar bisa ku genapi.
#hening
Faisal riza
Comments are closed