Jika kita jalan-jalan ke Kota Jajag, sepertinya kurang lengkap jika tidak meluangkan waktu mampir ke salah satu lokasi belajar yang satu ini. Namanya Banyu Bening, sebuah tempat wisata edukasi yang memanfaatkan selokan menjadi wahana belajar konservasi.
Ide awal ini di gagas oleh kelompok pemuda dan masyarakat yang lokasinya di belakang pasar Jajag. Melihat banyak sekali periaku warga yang membuang sampah sembarangan khususnya ke selokan. Pemuda setempat bergerak untuk mengubah kebiasaan tersebut dengan menjadikan selokan sebagai kolam ikan. Dengan harapan warga sekitar mulai perlahan tidak membuang sampah rumah tangganya ke selokan.
Alhasil, saat ini warga merasakan dampaknya sebab, selokan yang dulunya hanya menjadi saluran irigasi persawahan, kini berubah menjadi kolam dengan ratusan ikan berwarna warni di dalamnya. Bahkan setiap minggu, minimal ada 2 kali kunjungan anak-anak sekolah ke lokasi tersebut.
Hadi, pembina kelompok Banyu Bening ini mengapresiasi peran serta warga sekitar yang saat ini mulai tumbuh kesadarannya untuk ikut menjaga kebersihan lingkungan.
“Rasa memiliki masyrakat semakin terasa ketika Banyu Bening menjadi tempat wisata pendidikan bagi anak-anak sekolah. Tahun ini, kami ingin terus mengembangkan konsep wisata yang ramah anak khususnya di beidang literasi”, ungkap Hadi.
Di bidang literasi, Banyu Bening sudah memiliki mini perpusatakaan yang lokasinya di memanfaatkan Poskamling. Pondok berukuran 3×4 ini digunakan sebagai lokasi membaca. Tersedia sebuah rak dengan koleksi buku-buku sekitar 100 eksemplar.
Hampir setiap sore, anak-anak sekitar, selain bermain di lokasi untuk melihat pemandangan kolam ikan, mereka juga membaca berbagai jenis buku yang tersedia.
Tunggul Harwanto, pegiat literasi yang bekerja untuk lembaga nonprofit Rumah Literasi Indonesia menyambut baik niat warga di Banyu Bening untuk berkolaborasi dalam upaya pengembangan budaya literasi masyarakat melalui rumah baca.
“Banyu Bening memliki sumber belajar yang beragam. Hal ini menjadi modal utama yang bisa dijadikan sumber pengetahuan baru bagi para wisatawan yang berkunjung ke lokasi.”, ungkap Tunggul
Untuk meningkatkan kapasitas pengelola gerakan literasi, Banyu Bening mengadaka workshop dan pelatihan bagi pemuda setempat lewat organisasi karang taruna. Di dampingi oleh para pegiat literasi dari Rumah Literasi Indonesia, selama beberapa bulan kedepan akan mendapatkan coaching sehingga rumah baca bisa mandiri dan mempu mengembangkan inovasi di berbagai bidang.
Comments are closed