Ayah dan Bunda dimanapun berada. Salam hormat selalu, semoga senantiasa berada dalam lindungan Tuhan dan dikaruniai kekuatan untuk mendampingi anak anak mencapai kualitas terbaiknya. Melalui tulisan ini ijinkan saya untuk berbagi.
Baiklah, mari kita langsung mulai saja. Ketika di tanya bagaimana harapan ayah dan bunda terhadap masa depan anak2, rata rata kita akan menjawab Anak anak harus menjadi sosok yang baik, berhasil, bahagia, berbakti dan bermanfaat bagi sekitarnya. Namun seberapa yakin kita anak anak akan menjadi seperti yang kita bayangkan? Betul, tak ada yang yakin, saya pun demikian. Hidup terlalu rumit, banyak aspek yang mempengaruhi. Mulai dari faktor anak, orang tua, lingkungan bahkan dunia yang terus berubah tidak selamanya bisa dalam kendali.
Berbagai informasi yang beredar dari media massa hingga media sosial, bukannya menjadi sumber informasi dan inspirasi, yang ada malah semakin was was, cemas dan khawatir. Itulah kenapa kadang sebagian dari orang tua rela membayar mahal untuk pendidikan anak, walaupun tidak ada garansinya.
Berikut beberapa pertanyaan ilustratif yang bisa membantu untuk mengukurnya. Sambil memikirkan jawaban, silahkan dibayangkan wajah anak anak dengan seluruh variasi ekspresinya, di saat menangis, mengeluh, marah dan saat bahagia.
Hingga detik ini, seberapa yakin kita, anak anak nanti akan jadi sosok yang baik jika kita adalah satu satunya yang ditiru?
Seberapa yakin kita, anak anak akan belajar berperilaku, berkata dan bergaul yang benar jika kitalah sebagai orang tua adalah satu satunya sosok yang jadi ukuran?
Seberapa yakin kita, anak anak akan berhasil mencapai cita citanya jika melihat sisa waktu dan perhatian kita yang tersedia untuk mereka?
Seberapa yakin kita, anak anak akan tumbuh menjadi dewasa dan menjadi orang tua yang sanggup dan memiliki kemampuan untuk diamanati generasi (cucu dan cicit keturunan) kita nanti, jika cara kita mengasuh mereka yang terekam secara kuat dalam kesadaran dan karakter mereka?
Seberapa yakin kita, anak anak ketika dewasa nanti mengerti kenapa mereka harus berbakti kepada orang tua, jika perlakuan kita terhadap merekalah yang selalu dilihat dan dijadikan pertimbangan?
Ayah dan Bunda, sebelum lanjut membaca, pastikan kondisi hati dan pikiran relaks dulu. Luangkan waktu untuk memastikan bahwa menjawab pertanyaan2 tersebut seluruh dimensi kemanusiaan kita terlibat, akal, hati dan nurani. Agar tidak tergelincir pada reaksi reaksi spontan dari otak untuk melakukan justifikasi. Melibatkan rasa, emphaty dan intuisi sangat dianjurkan. Sebab ini bukan soal kita saja, ini soal anak anak dan masa depannya bahkan generasi yang akan kita tinggalkan nantinya. Mudah mudahan Tuhan membantu kita dengan anugerah cinta kepada anak anak sebuah proses refleksi dan perenungan yang mengantarkan kita pada pemahaman yang seharusnya tentang keluarga.
Pause
Jika Tertarik dan Sudah Siap Untuk Membaca Lanjutannya . . . Nanti sy share Halaman berikutnya ?
___________________________________________
Ki sableng dewantara
Pembina rumah literasi indonesia, pengajar.
Comments are closed