Setalah berhasil menginisiasi 54 Rumah Baca di Tanah Gandrung, RLI mencoba ekspansi wilayah ke Kabupaten Jember. Kabupaten dengan jargon Kota Suwar-Suwir ini dipilih setelah beberapa kali melakukan survey lapangan sembari mengisi program ‘’RLB Goes To School’’ di salah satu pondok pesantren tersohor di Kabupaten yang terkenal dengan event Fashion Carnival tersebut.
Melihat sedikitnya kepedullian komunitas yang mengambil peran dalam upaya meningkatkan budaya literasi di kota tersebut, RLI mencoba menggandeng beberapa komunitas dari berbagai bidang sehingga bisa bersinergi membangun jejaring dan bersinergi untuk mendorong terciptanya ekosistem pendidikan yang semakin baik.
Launching Rumah Literasi Jember yang juga bertepatan dengan peringatan 1 Tahun Bank Sampah  Sahabat Ibu tersebut mengundang berbagai elemen, mulai dari pelajar, mahasiswa, professional, ormas, komunitas, dan pegiat literasi. Ada serangkaian agenda kegiatan yang dikemas selama 2 hari tersebut. Di hari pertama, Bank Sampah Sahabat Ibu mengisi workshop tentang Decoupage kepada semua warga RW 40 beserta seluruh anggota Decopage Community. Kemudian dilanjutkan dengan lomba berkreasi mengolah bahan bekas menjadi alat-alat yang berguna dengan metode decoupage.
Mb Mira, selaku Founder dari Bank Sampah Sahabat Ibu menjelaskan bahwa kegiatan ini diawali dari kepedulian segelintir warga tentang keberadaan sampah di lokasi perumahan yang belum dikelola dengan baik. Pemahaman warga saat ini masih sekedar tentang membuang sampah pada tempatnya. Warga belum banyak yang sadar bahwa sampah rumah tangga yang di buang setiap hari jika tidak dikelola dengan baik maka akan menimbulkan bencana penyakit yang merugikan orang banyak.
‘’Masyarakat harus diberi contoh nyata agar mereka mulai sadar dan tergerak untuk bisa peduli. Kami memulainya sudah setahun dengan mengajak beberapa ibu-ibu yang punya waktu, ide dan tenaga. Semua dilakukan dengan penuh semangat kerelawanan karena ini adalah kerja-kerja sosial’’, tegas Mb Mira, perempuan yang juga menginisiasi Decoupage Community.
Di hari kedua, kegiatan dimulai dengan Kelas Relawan melalui 2 sesi. Untuk sesi pertama mengundanghadirkan pembicara dari PT. Pandusata Utama membahas tentang pengenalan jenis sampah termasuk bagaimana pengelolaanya. Kemudian diteruskan oleh Ketua Gen-BI (Generasi Baru Indonesia) memaparkan peran mahasiswa sebagai pelaku agen perubahan sosial yang bisa bersinergi dengan komunitas melaui CSR Perusahaan. Pada sesi kedua, Founder Sekolah Alam Raya Jember, Riyadi Ariyanto sharing terkait konsep dan praktek Merdeka Belajar bersama taman baca. Turut hadir juga perwakilan Perpusda Kabupaten Jember yang memberi materi tentang peran taman baca dalam menigkatkan budaya literasi masyarakat.
Setelah sesi Kelas Relawan, RLJ bersama Bank Sampah Sahabat Ibu membuat MOU (Memorandum Of Understanding) dengan Gen-BI melalui CSR Bank Indoensia untuk menginisiasi ‘’Kampoeng Recycle’’. Ditargetkan 2018 Perumahan Taman Gading akan menjadi percontohan yang mampu mengelola sampah dengan baik sehingga dapat menjaga kelestarian lingkungan.
Nurul Hidayat, Direktur Rumah Literasi Jember menegaskan bahwa kampanye literasi harus menjadi tanggung jawab bersama. Gotong –royong menjadi podasi utama yang harus terus  dihidupkan di hati dan pikiran relawan, karena untuk meningkatkan budaya baca masyarakat relawan harus mampu menggali potenasi yang ada disekitar, sehingga fokus perbahan harus dimulai dari manusianya.
‘’Literasi adalah semangat belajar sepanjang hanyat. Tidak harus memulainya dari buku, namun mulaikah dari apa yang bisa dilakukan oleh relawan. Termasuk kami yang ada di Jember, memulainya dengan bersinergi dengan kelompok ibu-ibu yang care terhadap sampah’’, jelas Nurul Hidayat, pria yang juga menjabat sebagai Ketua RT.
Tak hanya menargetkan Kampoeng Recycle sebagai program prioritas, setelah selesai acara seremoni tersebut, ada beberapa relawan yang mendaftarkan diri untuk bergabung bersama RLJ untuk menginisiasi 2 Rumah Baca di perumahan yang letaknya tidak jauh dari lokasi basecamp RLJ. Dan pada tahun 2018 RLJ menargetkan akan menginidiasi minimal 10 Rumah Baca di kota yang juga menjadi salah satu kota penghasil tembakau terbaik di Indonesia.
Comments are closed