By : Rizka Widyana

Kata orang, cinta itu lahir dari frekuensi yang sama, dan saat ini frekuensi kita sama. Air mata ini bukan air mata tanpa makna. Perjumpaan kita meninggalkan berjuta cerita.


10 November 2018 menjadi saksi sejarah perjalanan aksi puluhan anak muda berhati mulia yang dengan bangga menyebut dirinya sebagai relawan. Mereka berasal dari beragam latar belakang, profesi, dan mimpi. Namun perjalanan 3 hari menyusuri jalan berbatu menuju salah satu sekolah terpencil membuat kami menjadi seperti keluarga. Kami bersama menyatukan visi dan misi merajut mimpi anak negeri. sehari mengabdikan diri untuk mereka anak-anak istimewa calon pemimpin negeri.

Kami, para relawan seolah dibukakan mata dan hati bahwa yang sebenarnya memberikan pelajaran bukan kami, tetapi mereka murid-murid SDN 2 Kandangan yang sangat semangat menyambut kami dengan suka cita. Tersirat mimpi-mimpi besar dari mata kecil mereka. Sebagian besar dari mereka adalah anak pekerja perkebunan yang harus bangun pagi buta untuk menyadap getah karet di lahan perkebunan, sehingga mau tidak mau mereka harus ikut membantu orang tuanya bekerja. Namun hebatnya, pukul 05:00 WIB sudah ada diantara mereka yang datang di sekolah dengan senyuman lebar. Padahal, jarak tempuh mereka dari rumah ke sekolah kurang lebih 2 km melewati jalan sukar dan berbatu. Mengendarai kendaraan bermotor untuk pergi ke sekolah dengan berbonceng tiga merupakan hal wajar dan pemandangan yang biasa terlihat setiap harinya. Maklum saja, karena medan yang ditempuh tidak mudah dan cukup jauh. Sehingga, dengan kesepakatan bersama antara guru dan orang tua memperbolehkan anak muridnya untuk mengendarai motor untuk perjalan pulang dan pergi sekolah meskipun usia mereka masih belum mencukupi.

Pernahkah terfikir diantara kita bagaimana kerasnya kehidupan mereka untuk mengenyam pendidikan, mengalahkan kebodohan, dan mengejar mimpi mereka untuk masa depan lebih mudah dan cerah, sedangkan kita yang berangkat ke sekolah tidak harus melewati bukit dan lembah masih sering mengeluh akan tugas sekolah dan seringkali terlambat untuk datang ke sekolah.

Kami yang banyak belajar dari mereka, murid-murid kecil berjiwa besar. Mereka yang kami sebut pahlawan kecil, pahlawan sesungguhnya yang akan terus semangat mengejar mimpi dan cita-citanya. Mereka berani melawan keterbatasan tanpa banyak berfikir tentang rintangan di depan mata, nyala api semangat menghidupi mimpi besar mereka.

Tiga hari bersama para relawan dan dua hari bersama pahlawan kecil membuatku menemukan kelurga baru, pengalaman baru, dan pelajaran berharga tentang misi kehidupan. Bahwa, pelajaran berharga yang kudapat dari mereka adalah cinta, ketulusan, keikhlasan, semangat, dan dedikasi untuk mencerdaskan anak negeri dengan aksi tanpa banyak bicara lagi. Mengajar sekali, selamanya menginspirasi.

#

Comments are closed