Pertunjukan wayang, ketoprak, ludruk, teater hingga film, adalah seni pertunjukan yang menampilkan realitas baik dan buruk.

Artinya karya seni apapun mediumnya, tidak hanya menghasilkan karya yang indah-indah saja, tetapi juga berani menampilkan endapan-endapan persoalan sosial di masyarakat yang seringkali membuat beberapa pihak alergi jika sisi yang di pandang negatif harus di angkat dalam cerita di panggung maupun film.

Film atau seni pertunjukan lainnya itu semacam tamasya estetik atau pertunjukan sosial dalam drama-drama satir maupun getir. Selalu ada persamaan di antara keduanya.

Bedanya ada pada ujung cerita dari semua pertunjukan itu. Ketika di atas papan panggung atau film semua cerita bisa berakhir indah atau pilu. Dan ketika berada di atas papan sosial masyarakat semuanya seakan terus berjalan tanpa menemui kata tamat.

Sudah menjadi tugas seniman merefleksikan potret kehidupan dengan segala macam tetek bengek persoalannya menjadi sebuah ide atau tema dalam sebuah karya. Tentu dengan tidak meninggalkan unsur edukasi di setiap prosesnya, karya seni apapun harus tetap menjunjung tinggi adab dan budi pekerti.

SELAMAT MENYAKSIKAN!!!!!!

Faisal riza (koord. div seni budaya RLI)

– ((( Pemutaran Film Serentak ))).
.
.

Kami mengundang semua komunitas, instansi atau kelompok masyarakat yang ingin mengadakan nonton bareng film pendek pendidikan yang berjudul PUNK MASUK DESA. .
.

Sebuah film hasil kolaborasi beberapa komunitas yang peduli pendidikan dalam mengakampanyekan gerakan literasi. .
.

Pemutaran akan dilaksanakan secara serentak di berbagai kota pada tanggal 7 Juli 2018, Jam 7 malam. Anda punya komunitas? Ingin ikut nonton bareng sekaligus bergerak bersama?
Daftarkan segera, sebelum tanggal 10 Juni 2018!!!
.
.

Link trailer

.
.
#kerjabarengan
#kampanyeliterasi
#nobarserentak
#filmpunkmasukdesa #KerjaBarengan
#RumahLiterasiIndonesia
#negridongengperformanceinstitute
#sendbulletcolektive
#rumahphoto
#BanyuwangiTV

#

Comments are closed