Hari Kartini diperingati setiap tanggal 21 April dan hari tersebut merupakan hari dimana kita mengenang seorang wanita agung bernama Raden Ajeng Kartini atau R.A. Kartini. Beliau dikenang hingga sekarang karena telah menjadi inspirasi bagi seluaruh wanita di Indonesia.

Seperti yang dilakukan oleh Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai (KPPBC) Banyuwangi yang berlokasi di Desa Ketapang menggelar “Kelas Perenting” yang dirangkai dengan Nobar (Nonton Bareng) film pendidikan untuk memperingati Hari Kartini.

Kegiatan ini diinisiasi oleh kelompok Dharma Wanita KPPBC Banyuwangi bekerjasama dengan Rumah Literasi Indonesia. Ada serangkaian kegiatan menarik, salah satunya mengundang hadirkan anak-anak SLB Kalipuro untuk berbagi cerita tentang pendidikan karakter melalui karya seni, salah satunya dengan pantomime.

Acara ini dibuka langsung oleh Kepala KPPBC Banyuwangi. Dalam sambutannya beliau menegaskan bahwa kegiatan kelas parenting ini sangat bermanfaat untuk pembangunan sumber daya manusia. Ia mendukung sepenuhnya agar kelompok Dharma Wanita mampu mengambil peran strategis untuk mewujudkan generasi yang cerdas dan berkarakter.

“Kami sangat mendukung agenda yang positif ini, selain untuk menyambuh tali silaturahmi, semoga acara ini tidak berhenti hanya sampai disini. Selanjutnya akan ada program yang lebih nyata dan berdampak bagi lingkungan kantor bea cukai”, Jelas Kepala Kantor KPPBC, laki-laki  yang berasal dari Pulau Dewata.

Kelas parenting diisi langsung oleh 2 pemateri dari Rumah Literasi Indonesia. Yang pertama, Tunggul Harwanto, selaku Founder Rumah Literasi Indonesia yang berbagi cerita tentang peran orang tua dalam menumbuhkan budaya membaca di keluarga. Disambung oleh Faisal RIza, seorang seniman yang juga sebagai CEO Negri Dongeng Performance Institute. Beliau menjelaskan tentnag manfaat mendongeng bagi anak khususnya tentang pendidikan karakter sejak dini.

Faisal Riza menegaskan bahwa dongeng bermanfaat untuk meningkatkan kreativitas. Imajinasi yang muncul karena stimulus dari cerita-cerita dongeng tersebut sudah pasti dapat meningkatkan kreativitas anak. Kreativitas merupakan salah satu hal yang sangat penting, terutama pada masa kanak-kanak, yang dapat menentukan pengembangan bakat dari anak itu sendiri.

“Melalui kelas parenting ini, kami berharap orangtua mampu mebacakan dongeng setiap malam hari menjelang waktu tidur. Ada banyak nilai yang bisa kita berikan melalui cerita yang inspiratif. Ini adalah salah satu cara untuk menumbuhkan karakter anak”, jelas Faisal Riza, seniman yang juga menjadi mentor pendidikan seni di Rumah LIterasi Indonesia.

Selain kelas parenting, agenda nonton bareng juga tidak kalah serunya. Pemutaran film pendek bertema pendidikan dengan judul “Jejak Kecil Kayla” membius semua orang yan berada di aula KPPBC Banyuwangi. Film tersebut adalah hasil kolaborasi antara Rumah Literasi Indonesia, Negri Dongeng Performance Institute, Teater Langgas, Yoe Cinema Studuio, Banyuwangi TV dan SLB Kalipuro.

Film yang berdurasi 15 menit tersebut membuat ruangn aula menjadi haru, terlebih saat Kayla bersama Ibu angkatnya hadir memberikan testimoni terkait perjalanan hidup Kayla dalam mendapatkan Hak Pendidikan. Termasuk bagaimana orangtua yang mengadopsi Kayla mengikis stigma dan diskriminasi yang dirasakan baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat sekitar. Namun berkat kegigihan Ibu Sriyatin (Ibu tiri Kayla), akhirnya Kayla bisa sekolah meskipun dengan keterbatasan yang ia miliki. Kayla mengalami tunadaksa dan tunarungu sejak dilahirtkan.

Suasana haru dan bangga menyelimuti ruangan aula saat mendengar Ibu Sriyatin bercerita perjalanan Kayla yang diadopsi dua kali dari keluarga yang berbeda. Dengan kesabaran dan semangat pembelajar yang dimiliki Ibu Sriyatin, Kayla akhirnya mampu mengembangkan potensinya di bidang seni pertunjukan khususnya seni teater. Bahkan ia sempat tampil di pagelaran besar saat Hari Disabilitas Nasional dan acara Grand Final Save Lagu Anak di El Royal Hotel, Banyuwangi.

Acara ditutup dengan pemberian donasi pendidikan kepada Rumah Literasi Indonesia kemduian akan disalurkan untuk kepentingan kampanye literasi dan pengadaan sumber belajar untuk rumah baca seperti buku, alat permaianan edukatif dan permainan tradisional.

#

Comments are closed