Perjamuan Doa
Sebagaimana Tuhan menuliskan, saat pekat dan gelap menaungi.
Kau persembahkan cinta untuk seseorang yang kau inginkan tertidur di hatimu selamanya.
Begitu pun dirimu, tanpaku hanya menunggu waktu, hanya menunggu debu.
Bukankah doa-doaku yang terhujam dan menancap dalam kumparan waktu tanpa lelah membangun kubah dalam hatimu?
Sementara takdir terus saja menyetubuhi peristiwa dan dada yang di penuhi air mata.
Biarkan aku melihatmu sambil sesekali ku seka dada yang di penuhi air mata.
Bukankah sudah tersedia darah dalam tubuhmu yang akan menyertai kubah dalam rahimmu?
Aku ingin memahat keabadian
bersamamu di dalam langit doaku, di dalam tahajjud yang teguh dan kokoh pada subuhmu.#hening
Faisal riza
Comments are closed