Menuju Desa Margomulyo. Jarak tempuh perjalanan kurang lebih 2-3 jam menggunakan motor/mobil dari Banyuwangi Kota. Melewati jalan berbatu sekitar 5 km.
Kali ini kami belajar mengelola semangat dari mereka. Namanya Molla Maulidi. Ia salah satu penggerak literasi di desa Margomulyo Glenmore.
Mari kita tengok perjalanannya.
Ia tahu RLB sejak 2015. Ia memantau gerakan kami disosmed. Kegiatan-kegiatan literasi yang kami unggah jadi inspirasi untuk ia melakukan hal serupa di desanya.
Ada 4 dusun di Desa Margomulyo, Glenmore. Molla yang juga terlibat aktif dikarang tarunanya mencoba membangun semangat teman-teman karang tarunanya untuk menginisiasi rumah baca di desanya. Semangat itu disambut baik oleh rekan-rekannya.
Bagaimana Molla memulainya? Ia tak buang kesempatan ketika melihat buku yang tak bergerak sama sekali di balai desanya.
“Ah daripada buku itu hanya diam tak berguna, kita pakai saja LiterAsik (gelar lapak baca) dari dusun satu ke dusun yang lain”, kata Molla saat ngobrol bareng tim LiterAsik Ramadhan sore itu.
2016 adalah awal dimana Molla dan kawan-kawan desanya yang kebanyakan perempuan, memulai ikhtiar itu. Mereka bergerak tanpa kami (RLB) ketahui. Mereka memulai kampanye baca tanpa lebih dulu membuat rumah baca. Mereka bergerak dengan hal sederhana yang bisa mereka lakukan. Mereka memulai dengan apa yang mereka punya.
Kami terharu.
Apa yang mereka coba adopsi dari RLB adalah kesederhanaan dan memulai bergerak dengan sesuatu yang kecil. Mencintai proses dan tetap memiliki tujuan bersama.
Waktu berjalan satu tahun, Molla, Erika dan yang lainnya mulai mengevaluasi LiterAsik yang mereka lakukan. Molla dan kawan-kawan mulai fokus memantapkan diri dengan mendirikan rumah baca dengan lokasi yang menetap. Melalui negosiasi dan ngobrol dengan kepala desa dan pemuda karang taruna desa, akhirnya mereka menetapkan dusun Sumbermulyo yang akan jadi Basecamp rumah baca teras baca ceria. Lokasi ini dipilih setelah beberapa kali kampanye baca keliling yang mereka lakukan. Lokasi ini dipilih karena pertimbangan berikut ; dilihat dari rumah-rumah penduduk yang tak jauh satu sama lainnya, dari keempat dusun yang ada, dusun Sumbermulyo lah yang anak-anak dan warganya paling antusias dengan adanya rumah baca. Seperti yang kami lihat saat LiterAsik Ramadhan Sabtu lalu, seluruh lapisan masyarakatnya gotong royong, bantu membantu demi lancarnya acara LiterAsik Ramadhan yang pertama dilakukan dengan melibatkan masyarakat yang beragam. Mereka mempersiapkan semua bersama-sama. Mereka ambil peran masing-masing sesuai yang mereka mampu.
Dari beberapa titik lokasi desa di Banyuwangi yang pernah kami kunjungi untuk inisiasi rumah baca, di Dusun Inilah yang semua warganya berpartisipasi. Ini ciri dari sebuah gerakan. Jika warganya terlibat aktif, maka kesadaran untuk peduli sedang tumbuh subur disana.
Sore itu, adalah kunjungan pertama kami (relawan rumah literasi) ke desanya. Selain agenda LiterAsik Ramadhan yang kami lakukan, ada pra pembukaan teras baca ceria desa Margomulyo Glenmore. Kabar baiknya lagi setelah lebaran teras baca ceria akan melakukan pembukaan resmi oleh kepala desa.
Menurut cerita, kepala desa mereka cukup antusias dengan ide pembukaan rumah baca. Molla menambahkan, kepala desa sangat mendukung kegiatan kampanye literasi di desanya.
Ini kabar baik. Ketika pemerintah desa mulai memberikan respon baik pada anak-anak mudanya untuk bergerak membangun desa. Tugas dan kewajiban Pemerintah desa yang paling penting selain mengalokasikan dana desa untuk kepentingan peningkatan kualitas sumber daya manusianya adalah terus menjaga dan mengelola harapan. Harapan atau mimpi generasi di desanya. Harapan itu energi. Energi untuk terus bergerak. Energi untuk terus hidup. Energi untuk terus kreatif melawan keterbatasan. Mengelola harapan adalah sekian dari tugas pemimpin daerah yang terkadang luput dilakukan selama menjabat.
Selamat pada kawan-kawan Desa Margomulyo Dusun Sumbermulyo, yang memiliki kepala desa yang mau beradaptasi pada perubahan dan belajar pada yang muda.
Teruntuk Molla Maulidi , Eryka Yulianing Tyas, dan kawan-kawan lain yang terus bergerak dan bermakna. Selamat datang relawan di rumah baru kalian: Rumah Literasi Banyuwangi. Selamat belajar sepanjang hayat dari desa kalian.
Buku itu harus bergerak.
Tangan dan kaki kalian lah sebagai penggeraknya. Mari terus berkolaborasi merawat mimpi!
Sampai berjumpa kembali kawan… 🙂
Menyapa kawan relawan yang sore itu donasi kehadiran : Amjad Dzulfikar Rahmadinata Syafa’at Laili Qomariyah Tunggul Harwanto Afin Yulia Dian Adi Saputra Nurul Hikmah kak daniel dan kak marcel tepuk semangaatt 😉
#literasikramadhan
#kampanyeliterasi
#pantomim
#games
#rumahbaca
#desa
#relawan
#pantangtanyasebelumbaca
Nurul hikmah
Comments are closed