Desa Ketapang giliran kedatangan tamu dari mahasiswa  Universitas 17 Agustus 1945. Berjumlah 21 orang dengan jas merahnya mereka datang untuk membawa harapan di Desa Ketapang. Mereka akan bertugas mengabdi selama 30 hari dan bekerja bersama masyarakat Desa Ketapang khususnya di 2 Dusun, yaitu Dusun Krajan dan Dusun Gunung Remuk.

Saat lokakarya program pada tanggal 25 Mei 2018, didampingi oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Ketua Kelompok KKN XIII memaparkan serangkaian program kerjanya semala 1 bulan penuh. Sebelumnya beberapa perwakilan mahasiswa datang untuk melakukan survey dan dialog kepada tokoh masyarakat dan pegiat literasi di Rumah Literasi Indonesia.

Ada program prioritas yang akan dikerjakan bersama-sama. Dengan mengangkat tema terkait pendidikan karakter berbasiskan kearifan lokal, mereka akan berkolaborasi dengan Rumah Literasi Indonesia untuk menghidupkan kembali permainan tradisional serta menulis kembali sejarah Desa Ketapang yang kaya akan nilai-nilai pendidikan karakter.

Ketua Kelompok KKN mengungkapkan bahwa Desa Ketapang merupakan desa yang sudah sangat berkembang, terbukti dari layanan public yang ada di desa ini sangat mengusung semangat nawacita pemerintah Jokowi yaitu adanya ekosistem reformasi birokrasi yang efektif. Bahkan untuk urusan komunikasi semua perangkat desa sampai kepala desanya sangat terbuka.

“Kami sangat bersyukur bisa diberikan kesempatan untuk belajar di Desa Ketapang ini, karena system layanan public di desa ini sudah sangat berkembang. Tinggal tantangannya sekarang adalah bagaimana masyarakat mampu mengakses dengan baik semua layanan yang sudah disediakan”, Jelas Jefril, Ketua KKN yang juga aktif di organisasi Badan Lembaga Adat

Berkesempatanj mebuka acara, Kepala Desa Ketapang, Slamet Kasiono, memaparkan beragam program inovasi yang menjadi andalan desa ketapang yang bisa menjadi bahan perencanaan bagi mahasiswa. Termasuk beliau menjelaskan bahwa inovasi itu tidak harus dari “nol” tetapi bisa meneruskan program yang sudah ada agar menjadi lebih berdampak kepada masyarakat.

“Potensi untuk membuat inovasi program bi Desa Ketapang sangat beragam. Khususnya kalau kita melihat, Desa Ketapang adalah desa yang pertama kali membuat program Desa Literasi, mahasiswa bisa melihat 9 indikator yang ada untuk terus dikembangakan”, Ungkap Slamet Kasiono.

Disisi lain, ada program tambahan yang menjadi saran dari relawan Rumah Literasi Indonesia, yaitu mempersiapkan Desa Ketapang menjadi Desa Layak Anak. Usulan ini muncul saat diskusi terkait program yang telah dipaparkan oleh mahasiswa.

Rumah Literasi Indonesia yang selama ini bekerja barengan dengan pemerintah desa kepatang, sudah menghasilkan inovasi melalui program Desa Literasi. Di dalamnya banyak indikator yang mendukung Hak Anak, sehingga perlu dikembangkan agar program ini bisa menjadi gerakan. Rencananya sebelum KKN dimulai, mahasiswa akan membantu mempersiapkan seluruh komponen pendukung yang bisa menjadikan desa ini menjadi Desa Layak Anak.

#

Comments are closed