Terpeleset, terjatuh dan tersandung di tengah hutan udah jadi hal yang menyenangkan bagi anak-anak Rumah Baca Sahabat Kecil yang berlokasi di Dusun Gunung Remuk, Desa Ketapang. Menjelajah alam berupa hutan dan sungai memberi kesan yang bermakna bagi anak-anak. Melalui program Literasik, para relawan membuat model belajar dan bermain yang dikemas tematik.

Dimulai sejak pukul 07.00 WIB, anak-anak berkumpul di lapangan Rumah Literasi Indonesia untuk mengikuti brifing terkait aturan peserta belajar selama perjalanan oleh relawan. Diawali dengan memanjatkan doa bersama, anak-anak diberikan tantangan untuk melakukan observasi selama perjalanan. Mereka mendapatkan tugas, salah satunya mencatat segala sesuatu yang ditemui salama perjalanan hal-hal yang bsia dimanfaatkan untuk kelangsungan hidup manusia.

Kali ini anak-anak akan menempuh rute sepanjang 5 km untuk sampai di Kolam Cinta. Lokasi yang selama ini jarang dikunjungi oleh warga Desa Ketapang untuk berwisata. Lokasi tersebut hanya dimanfaatkan untuk bercocok tanam oleh warga yang berada di pinggiran sungai.

Mifta, relawan literasi yang juga menjadi pengurus Karang Taruna Tulip menjelaskan bahwa kegiatan Literasik dengan konten belajar tematik ini adalah rutinitas yang dilakukan setiap hari libur. Ia juga merasa bahwa kegiatan ini sangat menarik sebab tidak hanya anak-anak yang bisa mendapatkan pengalaman belajar di alam, namun relawan pun bisa mendapatkan banyak hal baru selama berkegiatan.

“Di sekitar Dusun Gunung Remuk, ada banyak sumber belajar yang seru untuk dipelajari. Sebab Desa Ketapang ini ternyata menyimpan banyak informasi sejarah sejak zaman kerajaan Blambangan. Dusun Gunung Remuk menjadi benteng pertahanan terakhir kerajaan Blambangan. Situs peninggalannya sampai saat ini masih ada di Gua Jepang. Ini sebabnya kami mengajak anak-anak berlajar sambil bermain  agar mereka mulai mengenal dan mencintai sejarah”, ungkap Mifta.

Sampai di lokasi Kolam Cinta, anak-anak diberi kesempatan 30 menit untuk membersihkan lingkungan dari sampah alami sehingga lokasi menjadi lebih indah. Setalah itu anak-anak mendapat kesempatan menjajal dinginnya air di Kolam cinta.

Dinamakan kolam cinta sebab jika di foto dari atas terlihat seperti gambar jantung. Airnya masih jernih dan bersih sebab sepanjang aliran sungai terdapat batu-batu yang berdiameter besar maupun kerikil dan pasir, sehingga menjadi saringan alami.

Mifta menjelaskan bahwa kegiatan kelas tematik ini menghabiskan waktu selama 3 jam. Anak-anak juga dilatih konsentrasi dan kerjasamanya selama perjalanan, sebab rute yang dilewati sedikit menantang, Tapi, anak-anak disuguhkan pemandangan yang indah, berupa rumput ilalang yang hijau, tebing-tebing yang menjulang tinggi, batu-batu besar di sepanjang aliran sungai dan hutan yang masih sangat asri.

“Kita menghabiskan waktu selama 3 jam, semua peserta dan relawan sangat menikmati kegiatan ini. Meskipun ada yang terpeleset, jatuh atau tertusuk duri. Mereka memulai dan pulang dengan senang hati”, ungkap Mifta.

Hari libur selanjutnya, masih dengan tema jelajah alam. Relawan akan menyiapkan materi belajar dan lokasi yang akan dituju untuk tempat belajar. Termasuk mereka akan membuat undangan melalui media social agar anak-anak yang ingin merasakan kegiatan bisa  bergabung.

#

Comments are closed