Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan keanekaragaman budaya dari berbagai suku, dengan kata lain ia bersifat multikultural dan multi etnis. Seni tidak terlepas dari wilayah kebudayaan itu sendiri, sebab seni merupakan salah satu unsur dari kebudayaan. Seni merupakan artefak atau hasil dari kebudayaan itu sendiri – Koentjaraningrat (1985).

Berbicara tentang seni, maka tidak jauh dari persoalan “keindahan.” Seni adalah suatu ungkapan atau ekspresi emosional manusia dari kompleksitas pengalamannya, yang memiliki nilai keindahan serta sifatnya yang artistik. Ungkapan perasaan seniman (pekerja seni) tertuang dalam bentuk karya dengan menggunakan berbagai macam medium.

Seni merupakan sesuatu yang memuat hal-hal yang bersifat “transcendental”, sesuatu yang tidak kita kenal sebelumnya, dan kini kita kenal melalui sebuah karya seni yang diciptakan seniman. Selain itu seni juga merupakan salah satu agen krusial dalam kritik atas dunia

Sama halnya dengan pendidikan matematika, bahasa dan pendidikan fisika, pendidikan seni hadir sebagai “penyeimbang” antara pendidikan-pendidikan yang bersifat “naturwissenschaften” dengan memuja perhitungan dan penalaran saintifik.
Hal ini terbukti bahwa pendidikan saat ini, lebih mengarah pada pengembangan kognitif yang memuja perhitungan penalaran ilmiah teknologis, objektifitas dan efisiensi.

Sementara pendidikan yang mengembangkan kepekaan rasa atau emosional dikesampingkan, dan ini adalah wilayah seni. Sebagaimana Peter London (1967) dalam artikelnya menekankan bahwa, kongruensi antara fikiran dan perasaan yang berseni, serta tubuh yang sehat, akan menghasilkan individu dan komunitas yang memiliki peningkatan karakter.

Dengan demikian melalui pendidikan seni, suatu keniscayaan untuk mecapai hal-hal sepetti yang dimaksud diatas, yaitu seni sebagai penyeimbang dan salah satu bagian dari proses pendidikan karakter berbasis seni dan budaya.

#RumahLiterasiIndonesia
#negridongengperformanceinstitute

 

___________________________________________

FAISAL RIZA

Seniman, Sutradara, pengurus rumah literasi indonesia divisi seni dan budaya

#

Comments are closed