Semakin kesini, Banyuwangi terlihat semakin keren. Acara-acara skala internasional kerap diselenggarakan, kemunculan nama Banyuwangi di televisi sudah bukan hal langka lagi. Keberhasilan untuk membawa nama Banyuwangi dikenal orang banyak sepertinya cukup berhasil.

Pemberdayaan Ekowisata sepertinya jadi agenda unggulan untuk “Banyuwangi Lebih Baik”. Jalan menuju tempat – tempat wisata alam unggulan di Banyuwangi satu demi satu diperbaiki. Pagelaran dengan skala luar negeri dengan latar belakang laut dan gunung pun acap kali diadakan. Sepertinya berhasil, banyak wisatawan lokal dan asing yang melirik Banyuwangi sebagai tujuan untuk menghabiskan masa – masa libur.

Pelestarian budaya mendapat perhatian khusus. Pagelaran budaya mendapat jadwal rutin dan tempat yang tetap untuk eksis, hingga usaha memodifikasi budaya dengan maksud dapat diterima oleh berbagai kalangan. Belum lagi berbicara tentang lagu pop osing. Kreatifitas para seniman lagu osing sepertinya sedang mengalir lancar. Ratusan lagu diciptakan, ribuan CD lagu terjual laris di pasar. Even sosial, kegiatan keagamaan dan program – program pendidikan inovatif juga kerap diluncurkan.

Sepertinya Banyuwangi memang semakin baik.
Euforia kemajuan Banyuwangi ini semoga tidak melarutkan kita dalam sisi senang – senang semata. Kita juga harus tetap kritis terhadap efek yang ditimbulkan. Gencarnya promosi wisata alam juga harus diimbangi dengan sikap peduli terhadap alam. Berani memanfaatkan alam juga harus berkomitmen merawatnya. Semakin tinggi angka kunjungan wisatawan bukan berarti semakin tinggi pula sampah yang dihasilkan. Pun dengan budaya. Mempopulerkan budaya dengan cara baru adalah baik, tapi tidak untuk meninggalkan keaslian budaya itu sendiri. Pemodifikasian budaya seperti BEC jangan sampai merubah karisma dan sakralitas dari budaya asli. Harus menyampaikan pesan, tidak hanya gebyar dan kemewahannya saja yang terlihat.

Semoga……

Program Ekowisata (Ekologi Wisata) yang berarti pariwisata dengan wawasan lingkungan tidak berubah menjadi Ekowisata (Ekonomi Wisata), wisata yang hanya mementingkan keuntungan finansial saja.

Perhatian kepada seniman lokal berbanding lurus dengan kemewahan dan gebyar budaya.

Lapak-lapak CD menjual lagu osing dengan tema lebih variatif. semisal lagu khusus untuk anak-anak.

Even sosal dan agama bukan dijadikan ajang mencari nama semata, tapi menjadi kegiatan rutin berkesinambungan untuk kesejahteraan bersama.

Semoga Banyuwangi benar – benar lebih baik.

 

John tata

#

Comments are closed