Menjadi seorang pendidik adalah tugas yang diemban sepanjang hayat tentang bagaimana menjadi seseorang yang mampu memberikan manfaat kepada anak – anak didiknya. Tidak hanya sekedar mengajarkan hal – hal yang bersifat akademis yang membuat anak hanya matang dan pintar dalam segi kognitif dan akademis, lebih dari itu seorang pendidik seyogyanya mampu mendidik dengan akhlak dan budi pekerti yang luhur  melalui pendidikan karakter sehingga mewujudkan generasi yang mampu berbudi dan mandiri dalam menghadapi tantangan hidup di masa depannya. Maka dari itu diperlukan inovasi dan kreativitas dalam proses pembelajaran didalam maupun diluar kelas yang dapat memfasilitasi anak dalam pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan khususnya bagi peserta didik berkebutuhan khusus .

Bermain sambil belajar adalah metode yang efektif digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan baik bagi pendidik maupun peserta didik. Salah satu model permainan yang dapat digunakan dan diterapkan di SLB Kalipuro Banyuwangi  adalah outbond yang dikolaborasikan dengan permainan literasi. Permainan ini dilakukan setiap kegiatan olah raga sehingga mengasah kemampuan motorik, kognitif, sikap serta menumbuhkan nilai – nilai karakter diantaranya kerja keras, kerja sama, jujur, peduli dan lainnya.

Permainan dibagi menjadi 4 segmen tantangan yang harus diselesaikan oleh peserta didik secara berpasangan dengan masing – masing salah satu sisi kaki anak diikat satu sama lain. Segmen pertama adalah melalui rintangan dengan menyusuri lintasan dengan berbagai macam pola diataranya garis lurus, zigzag dan melingkar. Anak harus mampu bekerja sama untuk menyamakan langkah agar tidak terjatuh saat menyusuri lintasan. Berbagai cara ditunjukkan oleh anak , mulai dari berangkulan, berhitung dan memberikan aba – aba bahkan ada yang hanya tertawa bersama menikmati permainan. Tak jarang anak – anak yang fungsi motoriknya masih memerlukan latihan terjatuh di lintasan, tetapi mereka berusaha bangkit melanjutkan kembali tantangan dengan bimbingan serta dukungan semangat dari guru dan teman – temannya.

Segmen kedua adalah menggiring bola menyusuri lintasan yang berbentuk “ L” dan memasukkan bola ke dalam gawang yang diletakkan di ujung lintasan. Aktivitas ini mengasah koordinasi antara penglihatan dan pergerakan kaki untuk menendang bola. Hal yang paling menantang bagi tim adalah harus bekerja sama dan bekerja keras mengontrol bola saat ditendang dengan keadaan salah satu kaki yang terikat satu sama lain. Gelak tawa dan sorak semangat dari guru dan teman menambah semangat pantang menyerah karena seringkali bola keluar lintasan dan tingkah lucu yang ditunjukkan tim saat menendang bola. Kepuasan  dan kegembiraan sambil memekikkan teriakan “ Goooooollllllll…!!!” menandakan tim berhasil memasukan bola ke dalam gawang. Tidak ketinggalan guru memberikan reward atas usaha yang dilakukan tim dengan tos, mengacungkan jempol, bertepuk tangan dan memberikan kata – kata motivasi.

Tantangan belum selesai, tim harus menyelesaikan tantangan di segmen ketiga. Pada segmen ini kekuatan fisik dan koordinasi anggota tubuh anak dilatih dengan permainan “ Engklek Pak Tani “. Melompati setiap bagian “ Engklek Pak Tani” dengan kaki yang masih terikat satu sama lain. Anak bekerja sama dan belajar mengambil keputusan untuk menyelesaikan tantangan ini dengan melompati secara urut sampai menuju puncak “ Engklek Pak Tani”. Ketika tim mampu mencapai puncak “ Engklek Pak Tani” maka kebebasan dapat diraih dengan melepaskan ikatan pada salah satu sisi kaki masing – masing anggota tim . Apakah permainan dan tantangan sudah usai ? Tentu masih ada satu tantangan yang harus diselesaikan tim pada segmen keempat.

Pada segmen keempat permainan difokuskan untuk mengasah kemampuan kognitif dan berpikir anak. Guru menyediakan beberapa ensiklopedia tentang satwa dan pias pias huruf. Permainan yang dilakukan adalah menyusun nama satwa yang hidup di benua terterntu hasil dari pencarian anak pada buku ensiklopedia. Anak diberi kesempatan untuk memilih buku ensiklopedia dan bersama – sama memilih satwa yang akan disusun namanya menggunakan pias – pias huruf yang telah disediakan. Tidak hanya mengenal dan menyusun nama satwa dari ensiklopedia, anak juga mampu mendeskripsikan informasi dan ciri – ciri satwa yang dipilih dengan bahasanya sendiri berdasarkan hasil dari temuannya pada buku ensiklopedia. Rasa ingin tahu yang ditunjukkan anak sangat besar dan antusias mencari pengetahuan baru tentang keberanekaragaman satwa dan hal – hal menakjubkan yang ada di berbagai belahan dunia. Permainan pun selesai.

Dari paparan kegiatan diatas, permainan mampu merangkum kegiatan pembelajaran yang melibatkan aktivitas motorik, kognitif ,afektif  dan keaktifan anak untuk mencapai kompetensi – kompetensi tertentu dalam suasana yang menyenangkan, penuh keakraban, dan tanpa disadari oleh anak bahwa mereka sedang belajar.Peran guru sangat diperlukan untuk memfasilitasi anak dalam proses belajar dengan keunikan dan keistimewaan yang dimilikinya. Bentuk permainan,tema dan konsepnya pun dapat divariasikan sesuai dengan kebutuhan dan kreativitas guru sehingga murid dan guru dapat Merdeka Belajar dan  Merdeka Berkarya.

 

#

Comments are closed