Mendidik anak memang sudah seharusnya menjadi tanggungjawab bersama. Masyarakat perlu membangun sinergitas dalam rangka menyiapkan suasana belajar yang aman, nyaman dan bermakna. Hanya melalui kerja kolaborasi hal terseut bisa diwujudkan.

 

Data yang dirilis oleh Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) , pada tahun 2018 terdapat 38 kasus kekerasan terhadap anak. Rata-rata temuan kasus baru perbulan 2-3 kasus dan 50% mengalami kekerasan seksual.

Melihat kondisi tersebut, Rumah Literasi Indonesia mencoba untuk mengambil peran untuk mencegah terjadinya kekerasan terhadap anak melalui program Sekolah Pengasuhan. Program ini melibatkan sekolah, rumah baca dan orangtua sebagai elemen yang berkolaborasi untuk membangun ekosistem pendidikan yang positif.

Diawali dari orangtua murid di tingkat PAUD di 2 dusun yaitu Dusun Gunung Remuk dan Pancoran, relawan dari Rumah Literasi Indonesia akan memperluas wilayah jangkauannya  agar setiap orangtua maupun remaja bisa mendapatkan pendidikan tentang pengasuhan anak berbasis komunitas.

Nurul Hikmah, Kepala Sekolah PAUD Sahabat Kecil menjelaskan bahwa masih sering mendapat laporan terkait anak-anak di Dusun Gunung Remuk yang mengalami kekerasan khsusnya perundungan. Hal tersebut salah satunya dipicu dari pola asuh yang bermasalah di dalam keluarga.

“Mereka yang sekolah di tempat kami lebih dari 60% mengalami gangguan emosi dan perilaku. Pengetahuan tentang pola asuh yang masih kurang menyebabkan seringkali memicu perundungan yang ujungnya berpotensi timbulnya kekerasan”, tegas Nurul Hikmah.

Saat ini Rumah Literasi Indonesia berjejaring dengan 57 rumah baca yang tersebar di Banyuwangi dan Jember. Program Sekolah Pengasuhan yang sudah berjalan 2 tahun di Banyuwangi adalah salah satu indikator yang mendukung Desa Literasi Ketapang.

Nurul Hikmah menambahkan, rendahnya budaya literasi masyarakat menjadi masalah yang serius. Hal tersebut yang mendorong ia perlu menginisiasi gerakan literasi melalui rumah baca. Dimana tugas yang paling penting rumah baca bukan hanya soal mengkoleksi buku bacaan, namun menyiapkan sumber belajar yang menyenangkan agar anak-anak dan orangtua bisa ikut terlibat dalam memajukan pendidikan.

Sudah ada sekitar 50 keluarga yang terlibat belajar di Sekolah Pengasuhan yang digagas Rumah Literasi Indonesia. Untuk pengembangan konten/materi belajar, Rumah Literasi Indonesia akan mengundang berbagai elemen dan para professional agar bisa berbagi pengalaman dan ilmunya sehingga mendukung pengembangan Sekolah Pengasuhan berbasis komunitas.

#

Comments are closed