Gramedia Reading Community Competitioan (GRCC) 2018 tahun ini kembali digelar. Kompetisi yang dipandegani oleh PT. Kompas Gramedia mengundang taman baca/komunitas/lembaga yang selama ini konsen dalam peningkatan budaya literasi.

Ada 5 regional di Indonesia diantaranya : Regional Indonesia Timur, Regional Sumatera, Regional Jatim, Bali, NTT dan Kalimantan, Regional Jawa Tengah dan DIY, Regional DKI, Jawa Barat dan Banten. Masing-masing regional akan dipilih 4 kategori pemenang dan akan mendapatkan hadiah berupa development funding senilai total Rp 140 juta (untuk seluruh pemenang), bantuan buku 3 periode selama 1 tahun, dan kesempatan bekerja sama dengan Gramedia dalam berbagai acara bertema literasi.

Alchia Amanda Putri, Public Relation Gramedia Jakarta mengungkapkan bahwa tahun ini apresiasi terhadap GRCC 2018 semakin tinggi. Terbukti di Jawa Timur saja ada 300 lebih taman baca/komunitas/lembaga yang ikut menjadi bagian dalam event tahunan ini.

“Tim juri harus bekerja keras, sebab peserta yang paling banyak memang dari Jawa Timur. Ada 300 lembaga yang harus kami seleksi. Tahun ini memang sangat kompetitif karena mekanismenya sedikit beda dengan tahun lalu. Untuk mendapatkan 10 finalis, mereka harus membuat Master Plan selama 1 tahun yang nantinya akan dijadikan panduan dalam bekerjasama dengan Gramedia”, ungkap Alchia, saat belajar bareng di Rumah Literasi Indonesia.

Saat berkunjung ke Rumah Literasi Indonesia (RLI), tim Gramedia membuat catatan perjalanan dan kegiatan bersama finalis. Selain berupa tulisan, tim membuat video profil sebagai dokumen pendukung dalam kompetisi ini. Dalam pembuatan dokumentasi tersebut, tim menghabiskan waktu selama 2 hari.

 

Selaian mewawancarai peserta finalis dan relawan, tim juga melakukan survey lokasi dan mewawancarai warga sekitar untuk bisa tahu tentang dampak yang dirasakan warga terhadap keberadaan Rumah Literasi Indonesia. Termasuk melihat beragam aktivitas yang biasa dilakukan oleh anak-anak disekitar rumah baca.

Tunggul Harwanto, Founder Rumah Literasi Indonesia menjelaskan bahwa ia bersyukur RLI bisa lolos menjadi finalis dari 300 lembaga yang ikut meramaikan GRCC 2018. Baginya, yang paling penting adalah menjalin kolaborasi belajar dengan siapapun agar akses lembaga/komunitas semakin terbuka lebar, sebab hal ini yang akan mendukung percepatan peningkatan budaya literasi di masyarakat.

 

“Hampir 4 tahun kami bersama relawan mengambil peran dengan memastikan bahwa rumah baca harus memberikan dampak bagi kemampuan literasi dna numerasi anak-anak. Syaratnya kita harus kerja barengan, sebab hanya dengan cara gotong-royong peningkatan minat membaca anak bisa terjadi. Khsusunya bagaimana ekosistem belajar yang menghadirkan semua orang mampu menjadi guru dan semua tempat adalah sekolah”, jelas Tunggul, pemuda yang punya hobi bermain musik.

Dengan adanya kompetisi ini, Gramedia berharap bisa  menemukan komunitas atau taman baca yang aktif, kreatif, inspiratif, inovatif, dan penuh inisiatif dalam meningkatkan minat baca di masyarakat.

#

Comments are closed